24 Februari 2009

Hacker – Cracker

Mendengar kata “HACKER”, terasa menakutkan. Dunia maya hitam dengan segala perbuatan tidak bertanggung jawab ditudingkan kepada kaum “hacker”. Kenyataannya, anggapan ini salah, bahkan SALAH BESAR.

 Era komputerisasi berimplikasi pada penilaian atau buruknya suatu database dikelola. Pengelolaan yang baik tentunya akan mempermudah si pengguna dalam mewujudkan tujuan kerjanya. Kesalahan memanfaatkan data kompensasinya adalah pekerjaan menjadi terhambat, malah jika kesalahan ini terjadi pada sebuah perusahaan dibidang produksi maka otomatis kerugian besar siap menanti.

 Kesalahan akan bertambah fatal jika database server diobok-obok oleh 'pihak luar' yang usil. Pihak luar yang dimaksudkan disini adalah seseorang dengan kemampuan programing komputer yang dimanfaatkan untuk 'merusak' database server orang lain tanpa peduli akibat yang bisa ditimbulkan.

 Perbuatan merusak database komputer orang lain sering disalah artikan sebagai 'hacking'. Tentu saja anggapan ini salah. Karena arti sebenarnya 'hacking' adalah upaya penelusuran titik lemah keamanan sebuah database yang tersimpan pada server utama. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi seberapa amankah database tersebut 'dijaga' oleh sang pengelola. Sedangkan tujuan merusak atau memanfaatkannya demi kepentingan pribadi tidak termasuk didalamnya. Kesimpulannya, hacking atau meretas sebuah database pada komputer orang lain semata untuk kepentingan 'perbaikan' keamanan database itu sendiri.
 “Jadi, salah dong kalo kita menyalahkan para hacker sebagai orang yang bertanggung jawab atas kerusakan database komputer kita”, demikian seorang teman pernah berucap setelah tahu arti sebenarnya dari kegiatan hacking. Pernyataan ini pun tidak sepenuhnya benar. Karena bisa saja seorang hacker juga ikut bertanggung jawab dari kerusakan yang terjadi pada database orang lain baik secara sengaja maupun tidak.

 “Lho, kok bisa begitu?”, mungkin kalian bertanya demikian. Okey! Mari kita bahas lebih jauh tentang hal ini agar semuanya jelas dan tidak ada lagi kesalahpahaman tentang peretas atau hacker dan meretas atau hacking. Namun sebelum itu, sebaiknya kita juga perlu tahu satu bidang lain yang hampir tidak jauh berbeda dengan kegiatan hacking.

 Bidang yang satu ini disebut sebagai “cracking”, yakni kegiatan penerobosan data atau komputer orang lain secara manual maupun otomatis dengan memanfaatkan program pendukung demi memperoleh kode rahasia yang diinginkan pada komputer atau data atau produk digital berlisensi milik sasaran. Target cracking bisa kepada lembaga pemerintahan, swasta hingga perorangan. Dengan semakin banyaknya tool-tool pendukung yang beredar di internet, aktifitas cracking saat ini bisa dilakukan oleh siapa pun, tidak peduli dia seorang programer komputer berpengalaman ataukah 'anak baru' di bidang cracking. 

 Kecenderungan semakin mudahnya seseorang melakukan cracking dengan sedikit pengetahuan tentang program komputer dan tool-tool tadi telah menjadikan aktifitas yang satu ini sebagai suatu hal yang lumrah terutama dikalangan pengguna program komputer yang 'ogah' membayar lisensi.

 Parahnya lagi, jika seseorang dengan 'kemampuan' hacking namun ikut-ikutan memanfaatkan tool-tool pendukung cracking guna kepentingan pribadi. Akibatnya, ia mampu menembus tembok pengaman komputer orang lain dan mengambil seluruh atau sebagian data yang diperlukan atau dicarinya. Data-data yang diperoleh kemudian dapat dimanfaatkan untuk pemalsuan kartu kredit, pemalsuan data pribadi, hingga 'merombak' tampilan (defacing) website sasarannya.

 Jika komputer sasaran terhubung dengan komputer lain terutama dijalur internet yang cenderung tidak aman, maka kemungkinan besar seluruh jaringan akan terinfeksi dan otomatis mengirimkan data penting mereka kepada cracker yang sudah menempatkan kode-kode program cracking dalam jaringan. Baik secara 'terjadwal' maupun langsung, data-data pribadi dalam jaringan akan terkirim dan menjadi 'milik' sang cracker. Jika data-data rahasia ini diberikan kepada pihak lain maka akan berakibat fatal bagi siempunya.

 Itulah sekilas tentang hacker dan cracker. Sekarang kalian dapat menilainya sendiri dimana perbedaan spesifik antara keduanya. Semoga tulisan ini bisa membuka wawasan kita tentang keberadaan kedua bidang ini dan tidak dengan mudah menjatuhkan tuduhan kepada para pelaku pembobolan komputer tanpa mengetahui proses dan tujuannya untuk menentukan apakah orang tadi adalah hacker atau cracker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar